Habib Rizieq Kritik Jargon Revolusi Mental
Tebar Suara Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab mengkritik jargon revolusi mental yang dipakai oleh pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Pasalnya, di rezim sekarang ini banyak kezaliman yang terjadi namun dibalut dengan dalih tertentu untuk membenarkannya.
Berikut kritik Habib Rizieq terkait dinamika persoalan yang terjadi selama ini yang ditulis dalam akun facebooknya, Ahad (1/5/2016).
Revolusi Mental
Bunuh Aktivis Islam dengan dalih TERORIS.
Gusur Si Miskin dengan dalih PENATAAN KOTA.
Lindungi Aliran Sesat dengan dalih KEBEBASAN BERAGAMA.
Biarkan Pemurtadan dengan dalih TOLERANSI.
Kembangkan LGBT dengan dalih HAM.
Legalkan Miras dan Judi dengan dalih SUMBER DEVISA.
Lokalisasi Prostitusi dengan dalih DAYA PIKAT WISATAWAN.
Lindungi Koruptor dengan dalih TIDAK ADA NIAT.
Kritikan Habib Rizieq tersebut mengundang berbagai respon, kebanyakan pengikut akunnya mendukung apa yang disampaikan.
Akun bernama Wong Khilaf misalnya, ia mengatakan, "Mereka mencoba mengalahkan kuasa Allah dengan logika manusia yg mencoba jadi Tuhan. Jika cahaya islam menjadi kuat mereka pasti gelisah karena nafsu, perut dan otak mereka tak terpuaskan lagi. Lanjut bib.. Semoga selalu dalam hidayah dan lindungan Allah," tulisnya.
Kemudian akun Mohd Ali, kata dia, "apa yg di ucapkn H Riziq itu benar, LGBT dan kebebasan dlm perilaku seolah tdk ada halal haram adlh semua budaya barat untk merusak aqidah umat Islam..smg Allah SWT melindungi kita semua dr kejamnya fitnah dunia.." ujarnya.
Akun lainnya, Sultan Salim Erdogan menulis, "Islam sedang berada di episode ke 4 ini adalah era (Mulkan jabbariyah) yaitu era dimana para penguasa muslim menjadi diktator dan lebih melayani kepentingan kaum2 penguasa kafir. Ini adalah episode paling menyedihkan yg di alami umat islam cobaan terbesar untuk umat ini adalah di zaman sekarang ini, umat islam harus terus bersabar era ini akan segera berakhir karna janji allah itu pasti." (SI Online)
Habib Rizieq Kritik Jargon Revolusi Mental
Reviewed by Redaksi
Redaksi
11:34:00
Rating:
No comments: