71 Tahun Indonesia Merdeka, Masih Banyak Rakyat yang Digusur

Ilustrasi aksi warga Jakarta menolak penggusuran. (foto: tribunnews)
Tebar Suara | Ketua Pimpinan Pusat Forum Silaturahim antar Pengajian (PP FORSAP), Hj. Nurdiati Akma menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia belum bisa dirasakan secara nyata khususnya bagi rakyat kecil.

"Sudah 71 tahun Indonesia merdeka tapi masih banyak rakyat yang tergusur, terpinggirkan, bahkan tempat-tempat jualan mencari nafkah juga semakin sulit karena sudah banyak dikuasai orang berduit, yang bikin miris lahan tersebut dikuasai oleh non pribumi," ujar Nurdiati kepada Suara Islam Online, Kamis (18/8/2016).

"Tidak jarang juga rakyat kecil mencari nafkah sambil dikejar-kejar aparat keamanan tanpa diberikan solusinya," tambahnya.

Ia mencontohkan, misalnya di tempat umum seperti di stasiun kereta. "Disana rakyat miskin sudah digusur tidak boleh jualan, padahal seharusnya mereka difasilitasi secara tertib, bukannya diusir. Dan sekarang diambil alih oleh kapitalis dengan produknya yang bermerk yang itu belum tentu kehalalannya. Contohnya produk Roti O yang belum mendapatkan sertifikasi halal dari MUI," jelasnya.

Di Jakarta misalnya juga berdiri gedung-gedung yang tinggi, pribumi kebanyakan hanya jadi pekerjanya saja bahkan menjadi pembersih toilet. "Jadi kemerdekaan ini belum berarti bagi rakyat kecil," kata Nurdiati.

Kemudian kemerdekaan juga belum dirasakan bagi anak kecil, mereka belum bisa bebas dari hal-hal yang merusak seperti pornografi, tambahnya.

Oleh karena itu, menurut Nurdiati, pemerintahan ini harus dibersihkan dari orang-orang jahat yang hanya memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri dan pemodalnya serta tidak peduli nasib rakyat.

"Dan harus diperbaiki juga sistemnya, seperti pemilihan langsung yang menjadikan pemilik modal berkuasa dan menyebabkan peluang korupsi yang besar. Solusinya harus sesuai Alquran, para pejabat langsung ditunjuk saja oleh yang berwenang, dengan catatan harus proporsional dan dipilih yang terbaik," tandasnya.(SIO/tebarsuara.com)