Top Ad unit 728 × 90


Breaking News

recent

Rakyat Kecewa Listrik Mati, Saiful Mahdi Deklarasi Diri Jadi Cagub Aceh

ACEHTREND.CO, Banda Aceh – Saiful Mahdi, dosen Unsyiah mencalonkan diri jadi Cagub Aceh. Menariknya, pencalonannya dilakukan karena tidak tahan pada amarah dan kekecewaan rakyat atas kinerja layanan publik dasar, salah satunya soal listrik yang kerap padam.
Beberapa hari ini, Aceh memang kerap mati listrik. Dan publikpun meluapkan kemarahan dan kekecewaannya di dinding media sosial masing-masing.
“Silahkan kumpulkan KTP dan kirimkan ke saya,” tulis Saiful.
Saiful berjanji, jika niatkan mewaqafkan jiwa raga untuk Aceh dan terpilih, ia berjanji layanan dasar di Aceh akan menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.
Jalur Independen
Luar biasanya, publik meresponse antusias tekad Saiful Mahdi untuk menjadi gubernur Aceh berikutnya melalui Pilkada Aceh 2017. Response pun menjadi makin mengkristal setelah Saiful Mahdi kembali menyatakan kalau niatnya serius untuk menjadi calon melalui jalur independen.
Iklim politik di Aceh makin hangat dan dinamis, Saiful Mahdi kini menambah kehangatan itu. []
Status 12 Maret 2016
Untuk yang terus kecewa dengan kinerja layanan publik dasar di Aceh, seperti listrik, sanitasi, dan air bersih, pendidikan, kesehatan, dan layanan administrasi publik, silahkan kumpulkan KTP dan kirimkan ke saya lewat japri. Di tengah panas dan gelapnya malam di Banda Aceh, saya niatkan mewaqafkan jiwa raga saya untuk Aceh sebagai Cagub jalur independen. Insya Allah, jika saya terpilih, layanan dasar di Aceh akan menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.
Status, 13 Maret 2016
Salam. Alhamdulillah, banyak tanggapan lewat medsos dan japri dari teman-teman dan orang-oran baik untuk status saya yang terakhir. Sebagiannya dengan pertanyaan: Serius? Kenapa? Bagaimana?
Serius? Ya. Insya Allah saya serius akan mencalonkan diri sebagai Cagub Aceh pada Pilkada 2017 nanti.
Kenapa? Hanya karena marah dengan padamnya listrik tadi malam? Nasihat sebagian teman agar “Jangan membuat keputusan saat marah” ada benarnya. Cetusan status itu penuh bermula dari kemarahan! Ya, saya marah! Tapi panas dan kegelapan tadi malam hanya kebetulan menjadi puncak akumulasi kemarahan-kemarahan dan kekecewaan-kekecewaan sebelumnya. Dan saya yakin saya tidak sendiri. Pengetahuan dan pengalaman saya yang terbatas telah merekam banyak kemarahan dan kekecewaan di sekitar kita. Saya memang melihat orang-orang yang sabar dalam kekecewaan dan kemarahannya: orang-orang baik, orang-orang pandai, dari beragam latar belakang dan asal. Sebagian dengan diam. Sebagian dengan bekerja keras hingga lelah dimakan sistem yang makin busuk dan melumpuhkan. Sebagian dengan aneka status di medsos. Ahhh…saya juga sudah melalui fase itu! Tidakkah Anda marah juga?!?
Maka kali ini saya memilih menyalurkan amarah dan kekecewaan saya dengan cara berbeda. Bismillahirrahmaanirrahiiim, dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyanyang: saya mencalonkan diri sebagai Cagub Aceh 2017-2022. Semoga amarah ini bisa menjadi sumber energi bagi saya selain secuil iman, secercah ilmu, dan sekelumit pengalaman.
Bagaimana? Dengan cara yang baik, benar, dan legal sejak dari awal. Do it right from the beginning!
Saya memilih jalur independen. Karena politik Aceh yang sempat nyaris membuat langgam baru dalam perpolitikan Indonesia pada 2006 telah berubah menjadi bahkan “lebih Indonesia dari Indonesia” pada saat buruk-buruknya. Praktek-praktek politik dan sosekbud di Aceh saat ini kebanyakan adalah praktek-praktek yang dulu kita tentang dan lawan dalam “masa perjuangan”, sejak Chik di Tiro, hingga Beureueh, hingga Hasan di Tiro! Politik transaksional yang sama sekali abai dengan kepentingan banyak orang, terutama rakyat jelata. Saya tahu itu, karena saya salah satu dari bagian rakyat jelat….hingga kini.
Tapi bagaimana? Anda punya modal? Logistik? Uang banyak? Tidak! Saya tidak punya “modal material” apa-apa. Karena itu saya waqafkan jiwa dan raga saya untuk Aceh, untuk Anda yang mengharapkan perubahan, untuk Anda yang menunggu kepemimpinan baru!
Karena itu, sambil berterimakasih kepada semua yang telah memberi sambutan positif, saya mengharapkan Anda melakukan hal serupa jika memang Anda menginginkan perubahan. Sambutan positif dan dukungan di “negeri medsos” seperti FB ini hanyalah awal. Saya berharap Anda, sahabat-sahabat, saudara-saudari semua melakukan tindakan nyata dengan:
1. Mempertanyakan, mengkritik, bahkan bila perlu membantah apa-apa yang saya kerjakan, tuliskan, dan pikirkan di sini dan di tempat lain. Latih saya dengan “perlawanan”;
2. Ikut belajar bersama saya bagaimana politik yang santun, yang decent, tapi sekaligus tegas dan berani menasehati yang salah dan khilaf, serta melawan yang mungkar dan bathil;
3. Ikut bersama saya belajar tentang aturan hukum dan perundang-undangan terutama menyangkut Pilkada dan calon independen;
4. Ikut belajar bersama saya bagaimana menjadi warga yang merdeka dan memelihara kemerdekaan hakiki sebagai manusia dimana hanya Tuhan, Allah SWT yang berada di atas kita, dan satu-satunya yang layak ditakuti. Semua opini manusia, dari siapapun dia, ulama besar sekalipun, jika benar maka dia adalah kebenaran sementara yang boleh kita uji dan pertanyakan. Hanya Allah pemilik kebenaran mutlak. Kita hanya para pencari “kebenaran sementara”;
5. Lakukan dengan cara benar sejak awal. Misalnya: tak ada pembelian KTP, tak ada transaksi apapun, tak ada imbal-janji politik, tak ada “dagang sapi”, tak ada dana timses, tak ada dana posko, tak ada dana penggalangan, tak ada biaya transportasi, tak ada biaya rapat DARI SAYA. Jika Anda memang yakin dengan saya sebagai calon pemimpin yang siap “bekerja bersama Anda”, maka kerja itu kita mulai sejak sekarang. Kalau mau ngopi bareng sekalipun, maka saya tidak akan membayar kopi orang apalagi semua orang. Jika Anda tidak bisa membayar kopi saya, maka saya akan bayar kopi saya sendiri…..hmmm mungkin plus satu dua orang yang lain lah..he he he… Ketika kita percaya pada calon pemimpin, maka kita semua harus bekerja keras, bila perlu dengan biaya sendiri, untuk sang calon pemimpin itu! Itupun tanpa janji akan dikebalikan dalam bentuk apapun!
6. Karena saya masih berstatus PNS dosen, maka mohon maaf saya tidak bisa masuk ke medsos setiap saat untuk memberi tanggapan. Saya usahakan melakukannya di saat istirahat hari kerja atau saat libur akhir pekan.
7. Insya Allah bersama kita bisa wujudkan niat baik ini menjadi kenyataan. Aceh harus berubah. Kita harus berubah. Karena “tidak akan berubah nasib suatu kaum jika mereka tidak mengubahnya sendiri”!
Nyan ban….semoga teman-teman yang menyatakan dukungan tidak mundur ya. Semoga cetusan di negeri medsos ini bisa menjadi aksi di luar dunia cyber! Agar saya tidak hanya jadi Cagub di Negeri Medsos! Ha ha ha. (Aceh Trend)
Rakyat Kecewa Listrik Mati, Saiful Mahdi Deklarasi Diri Jadi Cagub Aceh Reviewed by Redaksi Redaksi 08:13:00 Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by Tebar Suara © 2016 - 2017
Thema Design JOJOThemes

Contact Form

Name

Email *

Message *

Sertakan Sumber untuk Setiap Kutipan. Powered by Blogger.