Top Ad unit 728 × 90


Breaking News

recent

Kisah Gadis Aceh Selatan Memutuskan Bercadar di Turki

file kecil
oleh: Suci Hidayati*
Tebar Suara | Nama saya Suci Hidayati. Berasal dari Desa Tutong kecamatan Labuhan Haji Barat Aceh Selatan.  Saat ini saya seorang mahasiswi yang sedang melanjutkan study S1 di Universitas Erciyes Turki.
Saya lahir dari keluarga yang sangat mementingkan Fashion. Jadi sebelum bercadar, saya sangat memperhatikan fashion sehingga teman-teman saya juga saya bawa ke dalam kehidupan ber-fashion. Sampai-sampai di Turki dikasih nama “Suslu Suci” oleh teman Turki yang artinya “Suci  Berhias”.
Mengapa sekarang saya memutuskan memakai cadar?
Awalnya saya seorang wanita yang sangat jahil, hampir sudah tidak tahu yang mana halal dan yang mana haram, makhlum saya bukan terlahir dari keluarga yang ahli dalam masalah agama. Suatu ketika menginjak tanah Turki Ustmani ini saya bertemu dengan seorang wanita Sholehah yang berasal dari Suriah, beliau memutuskan ke Turki karena negaranya lagi kacau.
Beliau adalah Ustazah saya, yang mengajarkan bahasa Arab ketika saya di Istanbul. Beliau sangat mencintai saya, oleh sebab itu beliau selalu menasehati ketika saya tampil denganfashion yang menarik perhatian orang banyak. Saya paling berbeda penampilannya dibandingkan teman-teman Indonesia lainnya saat itu.
Ada satu nasehat beliau yang menyentuh hati saya, “Suci, kita ini wanita yang sangat mahal harganya, Rasulullah memperjuangkan harga diri kita pada masa Jahiliyah dulu karena Rasulullah ingin memuliakan kita sebagai kaum Hawa. Kita sangat berdosa jika kecantikan kita ini dijual dengan harga murah di luar sana. Suci tahu kan, ini Turki?  Syahwatnya kaum Adam di Turki sangat tinggi. Kita ini orang asing di negara ini. Apalagi Suci merantau sendirian di sini. Seharusnya Suci menjaga diri dari orang-orang yang jahat, karena kita tidak tahu orang jahat akan melakukan apapun terhadap kita. Dan cukuplah kecantikan Suci untuk suami Suci nanti. Berhiaslah di rumah sayang.”
 Itulah nasehat Ustazah saya dari Suriah. Ketika itu saya baru memulai memakai Khimar yang besar yang menutupi hingga dada. Ternyata itu tidak cukup, karena walaupun sudah menutup aurat sesuai yang diperintahkan Allah dalam Surah Annur ayat 31, saya masih juga digoda oleh beberapa laki-laki Turki. Bahkan saya juga pernah diajak menikah dengannya. Ibu menangis ketika saya menceritakan tentang kejadian ini.
Suatu saat saya meng-upload foto di media sosial, lalu ada teguran dari seorang Ikhwan. Dia berkata, ” Ukhti, jujur saya tidak sanggup melihat Ukhti. Ukhti itu cantik. Alangkah baiknya Ukhti sembunyikan kecantikan Ukhti itu untuk suami nanti. Apakah Ukhti tidak kasihan kepada kami kaum Adam? Kami sangat berdosa memandang hal-hal yang cantik yang bukan hak kami yang menimbulkan nafsu.”
Dari nasehat godaan dan teguran yang saya terima saya berpikir-pikir lagi. Apa yang harus saya lakukan?
Saat masih duduk di kelas 2 semester 3, saya melihat ada seorang wanita Solehah yang memakai cadar di kelas. Lalu saya menghampirinya dan bertanya, ” kenapa kamu berani memakai cadar? Bukankah Turki ini negara sekuler? Bukankah beberapa tahun yang lalu Turki sangat anti dengan jilbab apa lagi cadar? Apa kamu tidak takut kalau kamu nanti dikatakan teroris?”
Lalu dia menjawab, ” Suci, itu dulu. Dan kamu tahu wanita Islam zaman dulu seperti apa? Turki saat ini merindukan Turki yang dulu, di mana Turki yang dulu hidup dalam ketenangan, tidak perlu melakukan ibadah secara sembunyi-sembunyi. Hanya saja ketika Kemal Atarturk menguasai tanah ini, semua kehidupan orang Islam di Turki hancur. Tidak boleh memakai jilbab, tidak boleh mendirikan salat. Dan sekarang Turki merindukan Turki yang dulu. Kami masih haus dengan ilmu-ilmu agama.”
“Saya tidak pernah takut selagi berada dalam kebenaran. Saya tidak pernah takut jika dikatakan teroris karena saya ingin menjaga diri dari orang-orang yang jahat. Jika kita menjaga dan melindungi diri kita sesuai dengan apa yg diperintahkan Allah dan Rasul-Nya maka Allah pun akan melindungi kita, Suci.”
Jawaban tersebut sangat saya sukai. Saya terus berpikir jika  memakai cadar apa kata orang tua saya?
Lalu saya pergi ke sebuah mesjid untuk melaksanakan salat Asar. Di dalam mesjid itu penuh dengan ayat-ayat suci. Selesai melaksanakan sholat saya memandang kalimat Allah yang tertulis di dinding mesjid  berdekatan dengan Sutroh di mana tempat Imam mesjid berdiri melaksanakan salat. Di samping itu ada seorang kakek-kakek yang sudah berumur kira-kira 70 tahun. beliau sedang membacakan Alquran. Lalu saya duduk dekat jendela di mesjid lantai 2 sambil memandang tulisan Allah dan Muhammad. Air mata  tiba-tiba jatuh seakan-akan saya rindu dengan Allah, Saat itu  saya merasakan ada cinta yang begitu dalam hadir di hati. Saya berdoa agar Allah selalu menegur saya jika khilaf dan salah, setiap hari saya mengharapkan Hidayah dari-Nya. Setelah itu saya membuka camera i-Pad , lalu berkaca melalui kamera yang ada di iPad saya dengan memakai cadar. Dengan bismillah, di mesjid itulah bermula saya memantapkan hati saya tuk memakai cadar.
Saat pulang ke apartemen, saya langsung menghubungi orangtua via Skype. Saya meminta izin dan restu orang tua untuk pakai cadar. Awalnya memang susah diizinkan, tetapi saya memberikan pengertian yang membuat orangtua saya mengerti dengan keadaan saya. Alhamdulillah orang tua mengizinkan dan merestui cadar saya hingga saat ini.
Setelah Berhari hari dan berbulan-bulan memakai cadar, semua lelaki di sekeliling saya termasuk para pelajar laki-laki Indonesia menjauhi (melindungi) saya. Dari sikap yang diperlihatkan itu seolah-olah mereka tidak ingin menodai saya. Saya merasa sangat terlindungi dan nyaman dengan keadaan seperti ini.
Banyak hikmah dan manfaat yang kita dapat dengan memakai cadar. Salah satunya terlindungi dari orang-orang jahat. Hanya orang yang baik saja yang mampu mendekati kita. Kalau di luar sana ada yang ingin memakai cadar tapi takut dengan omongan orang, maka jangan didengar jika niat kita ini baik. Biarlah orang-orang berkata apapun terhadap kita dan itu menjadi ladang pahala buat kita.
Semoga bisa menjadi inspirasi bagi muslimah lainnya.
Turki, 19 Mei 2016.
(abaspost.com) [tebarsuara.com]
Kisah Gadis Aceh Selatan Memutuskan Bercadar di Turki Reviewed by Redaksi Redaksi 09:03:00 Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by Tebar Suara © 2016 - 2017
Thema Design JOJOThemes

Contact Form

Name

Email *

Message *

Sertakan Sumber untuk Setiap Kutipan. Powered by Blogger.