PKI itu Pelaku Pemberontakan, Bukan Korban

Ketua DPP Gerakan Bela Negara (GBN), Mayjen TNI (Purn) Budi Sudjana. (foto: kiblat.net)

Tebar Suara | Menyikapi maraknya penyebaran atribut dan simbol Partai Komunis Indonesia (PKI) di tengah masyarakat, Ketua DPP Gerakan Bela Negara (GBN), Mayjen TNI (Purn) Budi Sudjana mengimbau agar berhati-hati terhadap gerakan kelompok anti tuhan tersebut.

 

"Hati-hati PKI itu bertujuan mengkomuniskan bangsa Indonesia, jadi kalau kita tidak waspada akan berbahaya kedepannya," ujar Budi kepada Suara Islam Online beberapa waktu lalu di Jakarta.

 

Menurutnya, dalam PKI adalah istilah pasang surut perjuangan. "Jadi kalau lagi surut maka mengendap seperti kopi, sambil mereka terus membina, setelah kuat baru mereka akan muncul lagi. Gerakan mereka juga menyusup kemana-mana lalu melakukan pembusukan dari dalam," ungkapnya.

 

"Dan sekarang mereka ini merasa sudah kuat dari sebelumnya, karena itu mereka berani unjuk diri. Karena itu kalau umat Islam tidak bersatu menghentikan mereka maka akan celaka nanti," tambahnya.

 

Selain itu, ia berharap pemutaran film G30S/PKI kembali diputar ulang di TV secara nasional. "Dengan tayanyan tersebut khususnya bagu generasi kita jadi tahu bahayanya PKI, karena mereka itu penghianat, mereka itu pemberontak. Dan penegasan sejarah juga harus betul-betul menunjukkan bahwa PKI itu pelaku bukan korban," jelas Budi.

 

Ia mencontohkan, salah satu pemberontakan PKI di Madiun. "Ketika itu mereka mendirikan Republik Soviet Indonesia, jadi sudah jelas mereka pemberontak. Jadi jelas mereka itu pelaku, dan bukan sekali menjadi pelakunya sudah beberapa kali," terangnya.

 

Jadi, kata dia pemerintah harus tegas melarang PKI seperti yang dilakukan oleh rezim Soeharto sebelumnya. "Jerman saja yang katanya negara demokrasi, Nazi itu sudah dilarang, jadi kita juga apa salahnya melarang PKI," tandasnya.(SI Online) [tebarsuara.com]