Top Ad unit 728 × 90


Breaking News

recent

Mari Menjadi Peneliti Setiap Informasi!

kaca pembesar koran ilustrasi teliti berita
Tebar Suara | Dalam teori komunikasi, ada satu cara mudah melemahkan konsentrasi dan koordinasi lawan.
Caranya dengan menambahkan atau mencari adanya bumbu dusta dari sekian bumbu benar/fakta yang kadung terlanjur diaduk dan kemudian disajikan sebagai berita.
Nantinya, satu kedustaan itulah yang dikorek lalu digunakan untuk meruntuhkan stabilitas bangunan fakta yang terjadi. Contoh kasus banyak, misal beredarnya foto hoax tragedi Suriah, atau juga Rohingya beberapa waktu lalu. Lihat saja metode para Syi’ah dan simpatisannya, 10-20 biji foto hoax itu mereka pakai untuk mendustakan tragedi Suriah dan kebrutalan Basyar Al-Assad. Padahal ada ratusan ribu bahkan jutaan foto asli sebagai pendukung fakta tersebut.
Fungsi strategi ini tujuannya adalah untuk menggoyahkan keyakinan para pemirsa akan validasi fakta tersebut. Syukur-syukur bisa membuat pemirsa malah berbalik ikut mendustakan dan menganggap suatu rangkaian kejadian itu sepenuhnya tidak ada sama sekali. Maka kita lihat banyak orang yang mendustakan tragedi Suriah hanya karena tidak mampu menyaring berita dan termakan uraian meyakinkan para antek Syi’ah terkait beredarnya beberapa foto hoax.
Dari satu media yang salah menyebarkan foto, kemudian dipakai Syi’ah dkk untuk membangun opini hoax. Pembantaian Houla dianggap “hoax“, bom Birmil “hoax“, ribuan korban “hoax” dan seterusnya. Walaupun sudah pasti masih ada ratusan ribu foto, video, kesaksian, laporan dan bukti lainnya tidak akan disentuh oleh mereka.
Ini adalah kecurangan nyata dari kaum paling jago dusta menurut imam Asy-Syafi’i Rhm. Asal berita dari orang Rafidhah adalah dusta sampai ada data penguat yang independen. Mereka juga mudah mendustakan suatu fakta jika tidak sesuai dengan hawa nafsu kesesatannya.
Maka dari itu ada cara mudah setiap menyebarkan info, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW:
“Jangan menerima berita dari orang fasik! Kalaupun mau menerimanya, teliti dulu validitasnya!”
Orang fasik memang tidak selalu berniat menjadi fasik, kadang dia menjadi pendusta hanya karena menyebarkan setiap berita yang dia dengar, entah saking semangatnya, atau memang berniat ingin merusak soliditas ummat dengan berita-berita dusta itu.
Sebab Islam memandang informasi adalah sumber kekuatan Islam dan ummatnya. Wahyu adalah bentuk informasi, Sabda Rasul adalah bentuk informasi, Maka yang membuat dan menyebarkan wahyu atau sabda palsu, dapat diancam kafir atau minimal diberi tempat duduk di neraka. Inilah mengapa para Ulama berdarah-darah jungkir balik dalam menentukan validitas Hadits.
Bagaimana jika sudah terlanjur menyebarkan berita yang diduga hoax? Maka pastikan dulu kepalsuannya, kelemahannya dan segera cari yang terbukti valid/terpercaya. Lalu jangan sungkan-sungkan untuk melakukan ralat atasnya, jelaskan pula fakta yang sebenarnya sampai clear.
Namun ingat, jika tuduhan kepalsuan itu baru datang dari klaim kaum sesat, maka jangan langsung dipercaya sehingga memenangkan opini curang mereka.(Red/AntiLiberalNews) [tebarsuara.com]
Mari Menjadi Peneliti Setiap Informasi! Reviewed by Redaksi Redaksi 07:11:00 Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by Tebar Suara © 2016 - 2017
Thema Design JOJOThemes

Contact Form

Name

Email *

Message *

Sertakan Sumber untuk Setiap Kutipan. Powered by Blogger.