Pakai Teknik “Ala Obor Rakyat”, Tempo Bangun Opini “Musuhi Ahok” Agar Publik Simpati ke Dia

Tebar Suara |  Ingat kah kita tentang tabloidObor Rakyat yang mempublikasikan semua hal negatif terkait Calon Presiden Joko Widodo? Semua hal negatif itu ternyata sengaja disebar keseluruh pelosok tanah air dengan harapan membangun persepsi negatif publik pada sosok Jokowi pada saat itu.

Namun apa yang terjadi? Justru publik melihat sosok Jokowi adalah sosok yang dizhalimi atas pemberitaan yang sengaja dibangun oleh tabloid Obor Rakyat.

Tabloid Obor Rakyat pada waktu itu dapat dikatakan secara tidak langsung turun berperan menaikkan elektabilitas nama Jokowi di publik, dengan jualan sebagai sosok “Calon Presiden yang dizhalimi” atas pemberitaan negatif yang dibuat.

Berbagai agitasi dan propaganda telah dibuat oleh tabloid Obor Rakyat, namun tak satupun sesuai target tujuan yang diharapkan; dalam pembangunan opini negatif sang Calon Presiden, namun malah efek terbalik dari dampak penyebaran berita yang sempat dikatakan “kampanye hitam” untuk menjelekkan Jokowi sebagai Calon Presiden.

Toh, pada waktu itu justru nama Jokowi yang menjadi melejit karena hasil agitasi dan propaganda yang diciptakan tabloid Obor Rakyat, publik melihat justru terkesan ada pihak yang sengaja menjatuhkan nama Jokowi sebagai “Calon Presiden yang dizhalimi” dan disaat itulah efek timbul rasa simpati publik terjadi.

Dan teknik “Ala Obor Rakyat” itu justru yang saat ini sedang dibangun oleh Tempo kepada sosok Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.

Tanpa kita sadari, dibalik agitasi dan propaganda negatif yang dibangun untuk sosok Basuki Tjahja Purnama, ada agenda terselubung membangun opini Ahok yang diposisikan menjadi “musuh bersama” dengan harapan terbangunnya “simpati bawah sadar” publik kepada sosok calon DKI-1 ini.

Sadar atau tidak, pola dan tekniknya hampir sama antara yang dilakukan oleh tabloid Obor Rakyat kepada Jokowi dan sekarang yang dilakukan oleh Tempo kepada sosok Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.

Sekarang tinggal publik yang menilai, maukah terseret kembali kelubang yang sama dengan asyik mengikuti perkembangan pola pemberitaan yang dibangun oleh Tempo, atau kah memilih mulai membangun basis massa real atau nyata di masyarakat untuk satu orang pemimpin yang dipilih bersama. (ALN) {tebarsuara.com]