Top Ad unit 728 × 90


Breaking News

recent

Semangat Menikmati Kemerdekaan


Oleh: Zulfata*
Tebar Suara | Antusiasme masyarakat dalam menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia setiap 17 Agustus, dapat diukur dari semangat mereka dalam mengibarkan bendera Merah Putih di rumah mereka masing-masing. Terlepas apakah itu sebuah keterpaksaan dari instruksi pemerintahan atau sebuah respons berdasarkan panggilan hati nurani. Hanya dengan landasan kesadaran hati nuranilah sikap patriotisme dan nasionalisme akan tumbuh dalam benak warga Indonesia. Jika rakyat Indonesia melakasanakan hari kemerdekaan secara meriah namun tidak menciptakan perilaku patriotisme dan nasionalisme, dapat dipastikan perayaan tersebut hanya sebatas kegiatan silaturrahmi atau sebatas serimonial antara masyarakat di tempat kegiatan.

Sejatinya tujuan merayakan hari kemerdekaan Indonesia merupakan sebuah strategi alternatif untuk menanamkan rasa cinta terhadap tanah air yang sangat tinggi, sehingga rakyat Indonesia akan selalu bersatu membela Tanah Air, baik secara agama, sosial politik, maupun ekonomi. Bukan sebaliknya, yang selalu mengambil keuntungan pribadi yang dirampas dari Tanah Air ini.

Secara normatif, sejarah Indonesia mulai dari era prakemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru hingga era demokrasi terus tumbuh dan berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan penjajahan yang menjelma dalam berbagai bentuk, baik secara abstrak maupun konkret.

Walaupun umur negara RI telah mencapai 71 tahun, bagi sebagian kalangan menganggap hal itu masih relatif muda untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya, jika dibandingkan negara-negara maju di Eropa. Tetapi soal usia kemerdekaan ini tentu bukan faktor utama dalam menentukan terwujud atau tidaknya kesejahteraan rakyat di suatu negara. Lihat Malaysia, misalnya, dalam soal usia mereka lebih muda dibandingkan Indonesia. Tetapi patut diakui bahwa tingkat kehidupan rakyatnya secara ekonomi jauh lebih sejahtera dibandingkan rakyat Indonesia.

Tiga tipe masyarakat
Permasalahan tentang apa yang dinikmati sebagai warga negara Indonesia dalam menyambut hari kemerdekaan, dapat dipahami melalui apa yang dilakukan warga negara ketika menyambut hari kemerdekaan negaranya. Khusus di Aceh, penulis mengelompokkan tiga tipe kelompok masyarakat Aceh dalam menikmati kemerdekaan Indonesia yang ke-71 ini.

Pertama, tipe elite. Kelompok ini merupakan kelompok masyarakat yang memiliki power untuk mengatur kebijakan yang akan dipatuhi oleh masyarakat. Tentunya tipe ini bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan sosial, ekonomi dan politik terhadap masyarakat. Implikasinya, kelompok ini dalam menyambut hari kemerdekaan akan terlihat bergembira dan penuh dengan harapan yang baik terhadap negara.

Kedua, tipe pelaksana. Berbeda dengan kelompok elite, kelompok ini merupakan kumpulan para pekerja yang status sosial ekonominya menengah ke atas. Mereka menikmati kemerdekaan RI bersifat ganda, yakni secara duka dan cita. Menikmati secara duka karena tidak memiliki rasa patriotisme dan nasionalisme, sehingga menganggap perayaan kemerdekaan RI sebagai paksaan, dan akan merasa cita apabila merayakan kemerdekan merupakan kewajiban warga negara yang menghargai jasa pahlawan bangsa. Pada level ini cenderung warga masih setengah hati dalam merayakan hari kemerdekaan negara.

Ketiga, tipe masyarakat yang terlupakan. Kolompok ini ditandai dengan keterbatasan ilmu pengetahuan tentang wawasan kebangsaan negara Indonesia, keterbatasan ekonomi dan keterbatasan rasa nasionalisme. Kelompok ini bahkan tidak mengetahui apa yang akan mereka nikmati dalam momen perayaan kemerdekaan negaranya, mereka disibukkan dengan aktivitas mencari nafkah untuk keluarganya, sehingga tidak ikut merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke tujuh puluh satu. Terlebih sebagian warga Aceh memiliki sejarah yang gelap dengan pemahaman nasionalisme.

Tulisan ini bukan berarti masyarakat Aceh tidak semangat dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia, akan tetapi tulisan ini mencoba mengangkat salah satu fenomena yang terjadi daerah tertinggal dan terpencil di Aceh. Dari sisi lain, harus kita akui bahwa di balik masyarakat yang memeriahkan hari kemerdekaan dengan hati gembira, ternyata di balik itu pula terdapat masyarakat yang sengsara pada hari kemerdekaan negaranya tersendiri.

Sudah saatnya paradigma publik ketika menyambut hari kemerdeakaan tidak hanya gembira pada proses pengumuman logo kemerdekaan, perlombaan, pengibaran bendera dan baris berbaris, namun paradigma publik harus mampu memahami nilai universal dari kemerdekaan dan mampu mentransformasikan argumentasi yang terdapat dalam lembaran proklasmasi kemerdekaan dalam bentuk praktik nyata dan bukan sebuah harapan yang utopis.

Tetap optimis
Masyarakat yang optimis berpontensi besar untuk mewujudkan cita-cita negaranya, begitulah kata bijak yang selalu diyakini oleh generasi bangsa ini. Suasana bulan kemerdekaan negara Indonesia dapat dijadikan sebuah momentum untuk menumbuhkan semangat juang dalam melawan segala tantangan yang dihadapi republik ini. Negara Indonesia menunggu warganya yang penuh semangat dan berdedikasi tinggi untuk melepaskan negara ini dari belenggu penjajahan yang bersifat masif dan abstrak.
Wajah penjajahan di era demokrasi ini menjelma bagaikan hembusan angin yang sulit untuk dilihat secara mata telanjang. Perilaku penjajahan atau penindasan dapat datang dari warga negara sendiri, hal ini terbukti dengan meningkatnya angka para pejabat pemerintah yang korupsi, kolusi dan nepotisme. Bertambahnya usia negara Indonesia senantiasa akan membangkitkan semangat juang yang lebih besar dari semangat para pahlawan Nasional dalam mempertahankan eksistensi negara ini di tingkat internasional.

Warga negara Indonesia harus sadar bahwa tanpa peran warga negara dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa, bangsa ini akan jalan di tempat dan dipastikan tidak akan dapat menaikkan level kategori negara pada kategori negara maju. Seharusnya kita malu kepada para pejuang bangsa yang telah mendahului kita, dengan segala fasilitas negara yang lengkap dewasa ini kita terkesan bermain-main dalam menjaga, mengurus dan meningkatkat martabat bangsa.

Semoga hari ulang tahun ke-71 kemerdekaan RI ini melalui berbagai aktivitas dalam merayakannya, rakyat yang apatis terhadap permasalahan bangsa akan semakin berkurang dan rakyat yang optimis dalam mewujudkan tujuan-tujuan negara akan semakin bertambah, sehingga cita-cita yang tersurat dalam teks proklamasi 17 Agustus 1945 akan terwujud secara nyata. Selamat HUT ke-71 kemerdekaan Republik Indonesia! (Tebarsuara.com)

*) Penulis Merupakan Mahasiswa program Magister Pemikiran Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry, penulis buku Formasi Nalar Aceh dan buku Sultanah Safiatuddin. Email: fatazul@gmail.com di Muat di Harian Serambi Indonesia
Semangat Menikmati Kemerdekaan Reviewed by Redaksi Redaksi 09:02:00 Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by Tebar Suara © 2016 - 2017
Thema Design JOJOThemes

Contact Form

Name

Email *

Message *

Sertakan Sumber untuk Setiap Kutipan. Powered by Blogger.