ROMANTISME AR-RAHMAN
Ilustrasi |
بسم الله الرØمن الرØيم
Oleh: Rosyid Saifudin Anwar*
Tebar Suara |
Kata ROMANTISME pasti sudah tidak asing lagi bagi semua insan. Sebuah kata yang
begitu familiar dan begitu indah ketika didengar oleh para pemuda-pemudi. Kata
ROMANTISME pasti selalu berhubungan masalah hati, yaitu cinta. Dengan cinta
lahirlah sebuah kasih sayang, yang mana hal itu pasti menjadi dambaan bagi
setiap insan. Cinta dikala telah mengikat dua hati hingga bersatu padu yang
menjadikan dunia seolah hanya milik berdua. Saling melemparkan kata-kata gombal
yang membuat satu sama lain menjadi terbang dengan keindahan kata-katanya.
Berbicara masalah cinta, cinta itu butuh
perjuangan dan pengorbanan. Cinta itu sangatlah melelahkan, lelah jiwa, hati,
maupun pikiran. Cinta itu terkadang datang dengan membawa ketenangan, terkadang
ia datang dengan membawa kegelisahan hati yang tak kunjung ditemukan obatnya. Terkadang
datang dengan membawa rasa sesak dalam dada, serta meninggalkan duka lara di
kala di duakan.
Seorang hamba yang cinta kepada Ar-rahman.
Maka ia rela mengorbankan segalanya dan berjuang menegakkan kecintaannya hingga
meraih tempat yang mulia. Sebagaimana para sahabat Rasul, disaat kecintaannya
terhadap Allah dan Rasul-Nya sudah tertanam dalam lubuk hatinya yang paling
dalam. Mereka rela mengorbankan segalanya, baik jiwa maupun harta.
Coba kita lihat sedikit kisah yang
terjadinya pada perang badar dan ini adalah perang antara saudara. Dimana
seorang anak melawan ayahnya, keponakan melawan pamannya, seorang budak melawan
tuannya. Lalu, hal apa yang membuat sahabat begitu berani untuk melawan
saudaranya sendiri? Karena darah kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya telah
mengalir dalam jiwanya, sehingga lahirlah rasa perjuangan untuk menegakkan
kemuliaan Islam.
Rasulullah melalui risalah Allah,
berhasil meluruskan hati nurani mereka dengan tuntunannya. Menyinari mata hati
mereka dengan cahayanya, serta menuangkan air keyakinan ke dalam perasaan
mereka. Karena itu, jiwa raga mereka menjadi tentram, hati mereka senantiasa
sejuk dan damai, kemudian lahirlah mahabbah yang memancar dalam jiwa.
Sungguh, Cinta itu sangatlah melelahkan.
Bagaimana tidak? Ia selalu mengusik jiwa yang sedang nyenyak. Mengekang
jiwa yang terbebas, membatasi setiap tindakan dengan batasan-batasan
syariat-Nya. Namun, batasan syariat ini sebenarnya sangatlah indah, syariat yang
lebih memanusiakan manusia. Syariat merupakan sebuah jalan, jalan yang menuntun
manusia menuju jalan yang terang dan jalan yang merupakan cahaya lentera
kehidupan.
“Dan tetapi kami datangkannya
(Al-qur’an) cahaya dengan itu kami beri petunjuk bagi siapa yang kami kehendaki”.
(QS.Asy-Syura:5).
Sungguh, cinta itu memang melelahkan
tapi ia akan menghasilkan buah yang begitu indah dan nikmat jika semuanya
disandarkan kepada Ar-rahman.
Sungguh, cinta itu terkadang muncul
dengan membawa ketenangan, ketika ia dekat dengan-Nya. Karena jiwa ini
sebenarnya ruh yang semuanya milik Ar-rahman sedangkan tubuh ini
hanya pembungkus saja, dan ruh ini juga akan kembali ke pangkuan Rabb alam
semesta, sehingga ia akan terasa begitu tenang dan damai ketika dekat. Seoarang
hamba Allah yang benar-benar telah menuai buah kecintaan dari Ar-rahman
maka ia akan senantiasa melakukan hal apapun untuk kekasihnya, sekalipun berkilo-kilo
meter ia akan terus mengejarnya hingga mendapatkan balasan ungkapan cintanya
itu.
“ Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku
ingat (pula) kepadamu”. (QS.Al-Baqarah:152)
Allah tidak akan pernah meninggalkan
hambanya yang ia berjuang untuk meendapatkan balasan cinta dari Ar-rahman,
Allah berfirman: "Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (muhammad)
tentang Aku (Allah), maka sungguh aku ini dekat. Aku kabulkan permohonan orang
yang berdo’a apabila dia berdo’a kepada-Ku”. (QS.Al-Baqarah:186)
Inilah Ar-rahman yang akan memberikan cinta kasihnya bagi para hambanya.
Bahwa Allah itu dekat dan mengabulkan setiap do'a seorang hamba yang
mengharapkan keridhoan dan kecintaan terhadap Ar-rahman. Lalu, siapakah
orang-orang yang akan Allah berikan itu?
"Hendaklah mereka memenuhi
panggilan-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka
termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk”
(QS.Al-Baqarah:186)
“ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan
Allah itu amatlah dekat”. (QS.Al-Baqarah:214).
Cinta itu terkadang membawa suasana hati
yang tak bertepi, menimbulkan kegelisahan yang tak kunjung ditemukan obatnya.
Disaat jiwa merasa jauh dari Ar-rahman, dikala ia mulai mengawali
pengembaraan di tengah kegelapan tanpa tahu arah kemana harus melangkah. Mengelana
menyusuri hutan setiap jalan yang penuh dengan serakan sampah dan menyusuri
sungai yang mengalir tak kunjung ditemukan ujungnya.
Jiwa yang terlarut dengan kemaksiatan
yang terus terhias. Jiwa seseorang ketika ia sudah merasakan nikmatnya maksiat
dan keindahan dunia, ia akan lupa segalanya, dalam benak jiwanya hanyalah masalah
dunia. Semua pikirannya dipenuhi dengan fitnah dunia tanpa mau mengerti halal
atau haramnya. Mereka berpikir hidup di dunia ini kekal, sehingga mereka terus
berlomba-lomba untuk mendapatkan dunia agar bisa diperlihatkan kepada para
tetangga dan sanak saudara. Hingga hidup mereka tak pernah tenang dan
senantiasa tamak untuk mendapatkan segalanya.
“Dia (manusia) mengira bahwa hartanya
itu dapat mengekalkannya”. (QS.Al-humazah:3).
Kurelakan kenikmatan tuk meraih
perjuangan.
Perjuangan menggapai cinta Ar-rahman.
Yang setiap janjinya tak pernah di
dustakan.
Sungguh, cinta terkadang datang dengan
membawa rasa sesak dalam dada, serta meninggalkan duka lara di kala di duakan.
Meninggalkan sebuah goresan luka yang begitu terasa yang sulit untuk terhapus
oleh masa, yang terkadang membuat manusia larut dengan segala kesedihannya. Seolah-olah
hidup ini terasa begitu sempit tanpa ada sedikit ruang untuk bergerak, tanpa
ada tiang untuk bersandar, tanpa ada bahu yang bisa disandari, oleh hati untuk
mendengar setiap keluhan yang ada.
“sungguh Allah tidak tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selainnya”. (QS.An-Nisa’:48)
Seorang hamba Allah yang telah berbuat
syirik, maka ia telah menduakan Allah dalam bentuk peribadahan kepada-Nya.
Karena hak peribadahan itu adalah milik Allah, dan syirik itu adalah suatu
perbuatan dosa besar yang wajib bagi setiap muslim untuk meninggalkannya. Haram
baginya untuk mendekati sekecil apapun jenis perbuatan syirik itu.
“Sungguh, syirik itu kedholiman yang
sangat besar”. (QS.Luqman:9)
“Barang siapa mempersekutukan Allah,
maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar”. (QS.An-Nisa’:48)
“Dan sembahlah (kalian) Allah dan
janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun”. (QS.An-Nisa’:36)
Rehat Sejenak
Disaat engkau mulai mengalami guncangan
kegelisahan dalam dada. Cobalah untuk berdiri di tengah padang ilalang,
lihatlah kehijauan setiap tumbuhan. Ia hanya tumbuh dan bergoyang-goyang
terhembus angin yang semua itu dilakukan sesuai titah tuhannya. Tak pernah
mengeluh dan gelisah, yang ada hanyanlah senantiasa memuji kepada-Nya.
Disaat engkau mulai terlena dengan dunia
dan lalai akan akhirat. Ingatlah, kita disini hanyalah orang asing yang sedang
mencari jalan pulang, yang kelak akan kembali ke haribaan-Nya, lalu apa
yang sudah engkau persiapkan?
Disaat engkau melihat kawanmu mulai
bertingkah aneh dan melukai perasaanmu. Goreskanlah semua itu diatas butiran
pasir, dan biarlah angin maaf menghapus setiap jengkal kesalahan yang ada.
Disaat engkau mendapati temanmu telah
melakukan perbuatan baik kepadamu. Ukirlah kebaikan itu diatas batu nisan agar
semua kebaikan itu senantiasa terkenang dalam prasasti yang terawat dan
terjaga.
Disaat engkau mendapati kejenuhan hidup
dan dirundung banyak begitu cobaan. Bertamulah kepada Rabbmu, dekatilah
dia. Kelak dengan begitu engkau akan mendapatkan ketenangan dalam kehidupan.
Disaat masa belajarmu mulai melemah, dan
semangatmu mulai goyah. Ingatlah, semua itu akan ditanya oleh Allah tentang
nikmatnya yang telah kau dapatkan selama ini.
Disaat engkau mulai terjauhi oleh orang
sekitarmu. Cobalah koreksi jiwa ini, pernahkah kita berbuat kesalahan terhadap
dia. Jiwa yang gagah itu berani untuk memaafkan kesalahan orang lain dan berani
berterima kasih atas pemberian orang lain.
Ingatlah, jangan hanya karena wanita,
kini anganmu yang kau impikan telah berubah menjadi kepulan asap yang
mengangkut semua impianmu ke langit, dan terhempas oleh angin yang tidak tahu
arah, kemanakah semuanya harus melangkah.
“Sesungguhnya Allah tak pernah
mengingkari janjinya” (QS.Ali-Imran:9). [] (Red/Tebarsuara.com)
*) Penulis merupakan Mahasiswa Program
Studi Komunikasi Penyiaran Islam di Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad
Natsir Jakarta.
ROMANTISME AR-RAHMAN
Reviewed by Redaksi
Redaksi
18:46:00
Rating:
No comments: