Top Ad unit 728 × 90


Breaking News

recent

Natal dan Ideologi Politik


Video KH. Ma'ruf Amin Ucapkan Selamat Natal
Sudah lama saya tidak menulis tentang politik. Kali ini saya mencoba menulis kembali soal politik tanah air. Karena hari ini tanggal 25 Desember banyak para politisi Islam yang mengucapkan selamat natal. Padahal jelas hal tersebut sudah dilarang dalam Islam. Sudah banyak literasi dan bahkan bisa dikatakan bab yang sudah tuntas pembahasannya. Toleransi tidak mengharuskan kita mengadaikan aqidah sebagai umat beragama.
Namun sekali lagi hal ini tidak penting bagi politisi. Karena dukungan politik sebaik-baik ideologi bagi mereka. Sehingga mengucapkan Natal adalah bagian dari pencitraan untuk mendapatkan suara. Bahkan tingkat KH. Ma'ruf Amin lupa dengan fatwanya sendiri, Haram Natal dikeluarkan MUI. Tapi karena beliau masuk politik dan mengharuskannya untuk melupakan segala fatwa-fatwa keislamannya. Karena fatwa dukungan politik lebih baik dari pada kehilangan suara pada umat kristiani.
Dicarikan berbagai diksi untuk mengelabui umat Islam agar mengucapkan Natal. Bagaimana dengan fatwa MUI semasa dirinya Pak Kiyai? Begitu mudah melepaskan sorban kiyai saat menjadi Cawapres Jokowi. Apakah karena faktor umur sehingga pak Kiyai lupa akan ingatan fatwa ilahi? Mari ingatkan kembali Fatwa Kiyai. Begitu juga dengan sang menteri agama yang beragama Islam, membicarakan natal seolah-olah dia beragama kristiani. Tapi sudahlah, karena ini adalah sejarah baru bagi menteri agama RI.
Beda lagi dengan kubu Prabowo-Sandi, mereka juga tidak ketinggalan melakukan hal yang sama. Walaupun mereka tidak secara langsung. Tapi menggunakan atas nama Adil Makmur Bersama Prabowo Sandi. Dimana disini tim pemenangan Prabowo dan Sandi bukan semuanya beragama Islam dan untuk mewakili bagian dari mereka sah-sah saja mengucapkan demikian.
Capture.PNG
Lebih jauh pilihan kata yang digunakan oleh kubu Prabowo-Sandi bukan "Selamat Natal", tapi "Selamat merayakan hari Natal". Tapi ini hanya permainan kata politis juga, sehingga ucapan tersebut menjadi bias. Namun kubu Prabowo-Sandi lebih selamat karena tidak diucapkan langsung dengan kata-kata seperti Ma'ruf Amin secara personal.
Bagi saya ucapan Natal pihak Prabowo-Sandi, seperti ucapan Natalnya TVONE yang mana di dalamnya ada berbagai umat beragama dalam kru mereka. Sehingga ucapan tersebut hanya perwakilan atas nama lembaga bukan personal. Walaupun karni Ilyas sendiri mengucapkan hal tersebut.
Ucapan Natal Pak Prabowo tidak marwahnya sebagai tokoh Nasionlis, tapi ucapan Natal bagi seorang KH. Ma'ruf Amin menjatuhkan marwahnya sebagai tokoh agama. Tokoh agama dipandang lurus tidak menyimpang dari dasar-dasar keislamannya. Tokoh Nasional tidak begitu di pandang pada agamanya tapi ada pada keberpihakannya. Karena itu ucapan Selamat Natal Pak Prabowo tidak mengalami pro-kontra, sedangkan KH. Ma'ruf Amin pro-kontra. Itulah titik perbedaanya.
Politik ucapan selamat Natal hal yang sah, menurut undang negara. Tapi tidak sah menurut undang-undang Agama Islam. Karena itu persoalan fundamental keimanan seorang muslim. Karena itu bagi saya ucapan Natal bagi politisi itu tidak kaget karena memang tuntutan suara. Agar semua elemen dan kompenen umat beragama terserap dalam politik mereka. Hal ini harus kita akui secara manyoritas Indonesia beragama Islam, tapi juga ada agama lainnya yang menjadi pertimbangan seorang politisi, satu suara menentukan kemenangan.
Sehingga politisi harus mampu menampung semua aspirasi masyarakat. Maka ucapan Natal bagi mereka hal yang sah-sah saja, cuma cara pengucapan mungkin yang salah. Kalau menurut saya tunjukan seorang yang beragama kristiani untuk mewakilinya mengucapkan selamat Natal, atau menggunakan partol dan atau atas nama simbol kampanye. Sehingga tidak mencederai dirinya sebagai seorang muslim yang taat beragama.
Bagaimana Sesungguhnya hukum mengucapkan Natal itu sendiri? Kita bisa memperhatikan penjelasan yang lebih berhak untuk menjawabnya. Disini saya lampirkan berbagai video terkait Hukum Natal.
Penjelasan MUI Soal Natal dan sebelum KH. Ma'ruf Amin Jadi Cawapres

Penjelasan Ust. Abdul Somad, Ust. Khalid Basalamah dan Ust. Adi Hidayat Soal Natal
Natal dan Ideologi Politik Reviewed by Redaksi Redaksi 09:24:00 Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by Tebar Suara © 2016 - 2017
Thema Design JOJOThemes

Contact Form

Name

Email *

Message *

Sertakan Sumber untuk Setiap Kutipan. Powered by Blogger.