Amriadi Al Masjidiy: Dibully Sudah Biasa

Oleh: Amriadi Al Masjidiy*
Artikel ini saya tulis sebagai curhatan
yang pernah saya alami. Saya mengenal yang namanya computer dan Internet itu
pada tahun 2008 dan baru memakai HP (Telepon Genggam) pada tahun 2011. Agak ketinggalan,
apa boleh buat karena saya bukan orang yang punya. Pada tahun 2008 saya baru
memiliki satu akun media social yaitu Facebook.
Kalau sekarang Alhamdulillah saya sudah
memiliki 5 macam media social yaitu Facebook,
Twitter, Blog, Youtube, dan Fanspage. Selama saya memakai media social
pada tahun 2009 saya mengalami penutupan akun dari facebook dan aneka macam
serangan hacker. Semua akun facebook saya pada tahun 2009 hilang atau
dikendalikan oleh orang lain.
Kenapa demikian karena mereka menganggap
saya tukang penyebar ajaran kebecian. Padahal saya hanya memposting foto-foto
komplik Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh, kemudian ditambah lagi masalah
khilafiyah yang cenderung menurut sebagian pengguna facebook itu memecahkan
ummat.
Padahal tahun 2010 saya sudah
mempelajari aneka trik dan tip Internet, akhirnya setiap serangan saya bisa
mengambil balik. Pada tahun 2011 saya sudah memiliki akun media social lainnya.
Hal ini membuat saya terus mempelajari dan berinteraksi dengan dunia maya.
Aneka bully juga datang lantaran saya mengkritisi demokrasi dan mengkritisi
capres.
Para pendukung setia mereka tentunya
akan membela mati-matian. Padahal pada tahun 2014 saya menyatakan golput. Pada
saat itulah akun saya mulai ramai jadi pembahasan media social. Saya
mengkritisi Jokowi atas kinerjanya dan tanpa segan-segan saya katakan capres
pelanggar HAM adalah Prabowo. Oleh karena itu mengajak yang lain juga untuk
golput.
Setiap saat status ramai yang komentar,
lataran di facebook saya telah berkumpul para pendukung capres setia waktu itu.
Saling debat, saling bully dan sebagainya itu sudah biasa. Selama itu juga akun
saya mulai diretas lebih kurang sampai sekarang 16 kali dan penutupan akun dari
pihak facebook dari tahun 2012 sampai sekarang sudah 9 kali. Namun lagi-lagi
facebook saya tetap bisa digunakan lagi lantaran saya sudah mengetahui triknya.
Pada tahun 2015 saya membuka sebuah
groub tertutup dengan nama Islam Online. Dan saya juga mengeluarkan majalah
Islam Online. Kemudian groub ini tidak lama, seluruh admin yang berjumlah 9
orang diblokir oleh pihak facebook tanpa sebab.
Pada tahun yang sama saya mengkritis
seorang Kiyai NU yang berorasi di Parade
Aswaja Aceh. Kemudian pada tahun 2016 diangkat lagi artikel saya yang telah usang
itu oleh Muslimedia News (MMN) untuk membully saya lagi. Dengan kritikan yang
sangat menyudutkan saya dan hal ini telah saya klarifikasi disini.
Tulisan-tulisan saya sekarang tidak hanya
saya muat di blog-blog seperti Kompasiana, Forum, Okezone, detik dan blog ini.
Namun tulisan saya telah merambah kemana-mana termasuk media-media besar di
Kota Bekasi dan Aceh, bahkan banyak aktivis blog juga yang menyebarkan luaskan
artikel saya, baik yang memiliki izin atau yang sembarangan mengkopi paste.
Saat ini saya sedang merintis media
Online yaitu Tebar Suara namun masih dalam bentuk blog, karena belum ada
dana untuk membeli domain. Maklum karena hanya saya sendiri yang merangkap
semuanya. Hal ini bisa saja saya kembangkan sendiri jika ada yang mau
mensponsorinya. Jika pembaca sekalian yang ingin berpartisipasi dalam
pengembangan Media Online ini silahkan menghubungi saya via Email: adiklikdotcom@gmail.com
dan bagi yang ingin mengirim tulisan ke Tebar Suara dengan senang hati
kami akan memuatnya dengan syarat tidak mengandung unsur sara dan menyertai
data diri.
*) Penulis Merupakan Aktivis Media
Sosial dan Lingkungan di Kota Bekasi. Mahasiswa Komumikasi dan Penyiaran Islam
di sebuah PTS di Jakarta.
Amriadi Al Masjidiy: Dibully Sudah Biasa
Reviewed by Redaksi
Redaksi
16:26:00
Rating:
No comments: